Seorang Garda Nasional menembak seorang migran ketika menanggapi penikaman yang melibatkan pelintas perbatasan ilegal di wilayah El Paso pada hari Minggu, ketika kekerasan di wilayah tersebut terus meningkat.
Tentara AS yang dikerahkan ke daerah tersebut untuk mencoba membendung banjir penyeberangan ilegal dari Meksiko ke Amerika diberitahu tentang seorang migran yang menikam migran lainnya di tepi sungai Rio Grande dekat pagar kawat berduri di Texas pada sore hari, menurut ke memo internal Patroli Perbatasan AS.
Salah satu penjaga yang merespons akhirnya menembak seorang migran di tempat kejadian. Pria yang ditembak kemudian melarikan diri kembali ke Meksiko.
Daerah dimana insiden tersebut terjadi berada di dekat Gerbang 36, sebuah titik rawan penyeberangan ilegal dan di mana ratusan migran menyerbu kawat berduri dan menyerang tentara Garda Nasional di sana beberapa minggu yang lalu.
Dua migran dirawat karena cedera yang tidak mengancam jiwa setelah insiden hari Minggu dan dilaporkan menuju ke tahanan Patroli Perbatasan, sementara daerah tersebut kemudian diamankan oleh polisi Departemen Keamanan Publik Texas.
Para migran di wilayah tersebut menjadi lebih berani, kata sumber Garda Nasional kepada The Post setelah kerusuhan di Gerbang 35 beberapa minggu lalu.
Texas sejak itu telah mendakwa 214 migran dengan dakwaan kerusuhan dan sembilan lainnya dianggap sebagai pemimpin kelompok yang melakukan kejahatan besar atas insiden tersebut.
Setidaknya satu migran diduga menginjak lutut salah satu tentara yang merespons. Penegakan hukum AS juga menyita pisau dan betis dari anggota gerombolan tersebut.
“Orang-orang ini bersedia menyerang militer,” kata sumber tersebut kepada The Post saat itu. “Mereka bersedia menyerang penegakan hukum. Mereka sama sekali tidak menghormati hukum kami.”
DPS Texas dapat mengidentifikasi kelompok perusuh dengan meninjau video pertengkaran tersebut oleh The Post.
Negara bagian tersebut mengerahkan ratusan tentara lagi ke El Paso dan memasang lebih banyak kawat dan pagar di sepanjang perbatasan untuk mencegah penyeberangan ilegal setelah penyeberangan besar-besaran.